Cendana

Cendana



Hasil gambar untuk cendanaCendana (Santalum album). Cendana atau cendana wangi, adalah tanaman langka penghasil kayu cendana serta minyak cendana. Kayunya dipakai sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma therapy, kombinasi minyak wangi, dan sangkur keris (warangka). Cendana yaitu tumbuhan parasit pada awal kehidupannya.
Kecambahnya membutuhkan pohon inang untuk mensupport pertumbuhannya, lantaran perakarannya sendiri tak mampu mensupport kehidupannya. Lantaran prasyarat berikut cendana sulit dikembangbiakkan atau dibudidayakan. Kayu cendana wangi (Santalum album) saat ini begitu langka serta harga nya begitu mahal.

Anggrek Hartinah

Anggrek Hartinah


Sumatera Utara memiliki flora identitas yang kini semakin langka bernama Anggrek Hartinah. Wilayah persebarannya yang cukup sempit, adalah salah satu penyebab populasi Anggrek Hartinah menurun.
Anggrek Hartinah memiliki nama latin Cymbidium Hartinahianum. Anggrek Hartinah juga dikenal dengan nama Anggrek Tien Soeharto, diambil dari nama ibu Tien berkat kontribusinya yang besar terhadap bunga Anggrek di Indonesia.
Anggrek Hartinah ditemukan pertama kali oleh Rusdi E. Nasution, peneliti dari LIPI atau LBN, Bogor, pada tahun 1976 di Desa Baniara Tele, Sumatera Utara.

Klasifikasi ilmiah Anggrek Hartinah

  • Kingdom: Plantae.
  • Subkingdom: Tracheobionta.
  • Super Divisi: Spermatophyta.
  • Divisi: Magnoliophyta.
  • Kelas: Liliopsida.
  • Sub Kelas: Liliidae.
  • Ordo: Orchidales .
  • Famili: Orchidaceae.
  • Genus: Cymbidium.
  • Spesies: Cymbidium Hartinahianum.
Penamaan ilmiah dilakukan oleh J.B. Comber bersama dengan para peneliti lainnya.

Deskripsi dan Ciri Anggrek Hartinah

Daun Anggrek Hartinah termasuk sebagai daun menyirip, dengan ukuran panjang 50 hingga 60 sentimeter dan ujung daun runcing.
Mahkota bunga dan kelopak memiliki ukuran yang sama. Bagian atas dipadukan warna kuning dan hijau, serta bagian bawah paduan warna kuning dan coklat hingga tepi.

Habitat dan Persebaran Anggrek Hartinah

Cymbidium Hartinahianum tumbuh di wilayah dataran dengan ketinggian 1.700 meter dari permukaan laut. Mereka tumbuh bersamaan dengan spesies tumbuhan lainnya seperti Kantung Semar dan Tumbuhan Paku.
Wilayah persebarannya hanya sebatas tempat pertama kali mereka ditemukan, yakni Desa Baniara Tele yang berlokasi di Kecamatan Harian, Samosir, Sumatera Utara.

Konservasi Anggrek Hartinah

Cymbidium Hartinahianum telah dilestarikan di tempat lain. Salah satu lokasi penangkarannya ialah Kebun Raya Bogor.
Cymbidium Hartinahianum termasuk sebagai flora yang dilindungi di Indonesia yang tertuang dalam PP Nomor 7 Tahun 1999, dengan larangan perdagangan bebas selain dari hasil penangkaran yang telah memiliki izin otoritas terpusat.

Anggrek Hitam

Anggrek Hitam

Anggrek Hitam (black orchid) yang ada disekitar rumah hanya bertambah daunnya.  Terasa begitu enggan menampakkan setangkai bunganya, mungkin ada hal yang menyebabkan keengganan itu.
Setelah sekian lama, ternyata pada bulan Juni, Anggrek Hitam tersebut yang dalam bahasa latin diberi nama Coelogyne pandurata telah menunjukkan bunganya.  Nah, ini dia bunga si Anggrek Hitam yang difoto dengan kamera Kodak DC3400 pada tanggal 25 Juni 2009.
Anggrek Hitam (black orchid)
Anggrek Hitam (black orchid)

Bunga Anggrek Hitam tidaklah hitam sebagaimana namanya, hanya pada bagian lidah (labellum) yang berwarna hitam. Anggrek ini termasuk tumbuhan yang dilindungi berdasarkan  PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TANGGAL 27 JANUARI 1999. Namun demikian, Anggrek Hitam ini banyak diperdagangkan secara bebas, bahkan ada yang dikirm ke luar pulau Kalimantan dengan sistem karungan.
Anggrek Hitam yang dilindungi
Anggrek Hitam yang dilindungi
Anggrek Hitam sepertinya tidak terkesan langka, karena masih banyak diperdagangkan secara bebas, yang seakan siap memenuhi pesanan berapa pun banyaknya.  Apalagi, saat ini, anggrek-anggrek hutan mempunyai harga secara ekonomi, yang membuat sebagian masyarakat menjadikan sebagai usaha dagang yang menguntungkan.
Anggrek Hitam telah masuk kota
Anggrek Hitam telah masuk kota
Saat eksploitasi kayu alam lagi booming, anggrek-anggrek hutan termasuk anggrek hitam, tidak begitu diperhatikan dan dianggap sebagai bagian dari serasah saja yang dibiarkan kering ditengah hutan yang meranggas dan terbakar saat kemarau tiba. Berapa banyak hutan alam yang sudah berubah menjadi lahan kritis, yang tentunya lebih banyak lagi bagian yang bukan kayu (log) seperti anggrek yang terbuang begitu saja.
Anggrek Hitam
Anggrek Hitam
Masyarakat pedagang Anggrek hutan, yang menjajakan di pinggir jala, mereka berasalan hanya mengambil barang berharga dari hutan tersebut dari pohon alam yang ditebang orang lain, mereka hanya memanfaatkan apa yang tidak dimanfaatkan oleh penebang pohon alam.
Atau, mereka (para pedagang)  mendapatkannya dari warga masyarakat yang berdiam di dalam dan sekitar hutan yang juga sudah mulai mengetahui bahwa anggrek bisa dijadikan uang, dan  warga yang terakhir ini tidak mengambil dengan cara menebang pohonnya, jadi masih ada pohon untuk pertumbuhan anggrek yang tersisa, mereka hanya mengambil sebagian.
Anggrek Hitam
Anggrek Hitam
Anggrek Hitam merupakan kekayaan hutan, yang entah berapa lama dibiarkan begitu saja mengalami kerusakan bersama bertumbangannya pohon-pohon alam, dan sekarang apakah juga akan semakin mengalami eksploitasi karena mempunyai nilai ekonomi yang menggiurkan. Hutan yang tersisa perlu dikelola dengan arif dan bijaksana, tidak hanya dipandang dari segi ekonomi semata. Dan, tentunya lahan hutan yang kritis perlu segera diupayakan untuk dipulihkan, karena di hutan alami yang merupakan habitat anggrek yang paling didambakan anggrek hutan tersebut untuk terus berbunga dengan ceria.

Pohon Tengkawang

Pohon Tengkawang

AtlanticSpirit- Diluar pulau Kalimantan mungkin tak banyak yang tahu bahwa pohon ini memiliki kemampuan yang sama dengan pohon Sawit. Ada kelebihan dan kekurangannya jika membandingkan kedua pohon ini. 

Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa pohon ini adalah pohon yang merupakan tumbuhan asli Kalimantan. Meskipun hanya berbuah tiga tahun sekali namun pohon ini memiliki kemampuan untuk menghijaukan hutan. 
Mengenal Pohon Tengkawang Ala Atlantic Spirit
Pohon Tengkawang

Ingin mengenal lebih jauh? berikut AtlanticSpirit akan menjelaskan secara lengkap bagi pembaca AtlanticSpirit.

 Perlu diketahui oleh sobat pembaca bahwa Pohon Tengkawang mempunyai ciri-ciri ;Berakar tunggang, warna kulit kecoklat-coklatan dan tebal/

Daunnya cukup besar, kurang lebih 10cm panjang dan lebar 4cm, berwarnah hijau, bunganya berwarna merah, buahnya coklat dan bersayap, dengan ukuran kurang lebih sebesar telur ayam. 

Tinggi pohon tengkawang bisa mencapai 70 meter, dengan mencapai 2 meter garis tengahnya, selain buahnya yang dijual pohonnya juga laku dijual.


 Pohon ini memiliki Habitat disekitar daerah aliran sungai, pohon ini biasa dimanfatkan  untuk bahan bangunan rumah / bangunan, baik di gunakan pada bagian luar atau bagian dalam rumah
 Penasaran ini tahubagaimana Cara budidaya/perkembangbiakan  pohon ini?;

Sejauh ini kayu Tengkawang belum di budidayakan oleh penduduk setempat, beberapa penduduk sudah mencoba menanam, biasanya di tanam di daerah kelokak dan belum ada perawatan yang baik, kebutuhan biasanya diambil langsung dari hutan, perbanyakan tanaman ini dengan biji, statusnya mulai langka.


Kantung Semar

Kantung Semar

 Bagi Anda yang pernah memasuki hutan tropis di kawasan rimba Kalimantan mestinya melihat tumbuhan ini tidak terlalu asing, masyarakat setempat menamakannya "kantung semar" , biasanya kantung semar menjebak mangsanya dengan membuka katup atas dari bunga kantungnya tersebut kemudian ketika mangsa masuk biasanya akan tenggelam ke air karena di dalam kantung tersebut ada air lalu katup bisa menutup dan akhirnya mangsapun mati lemas. Dalam istilah latinnya kantong semar ini dikenal dengan nama Nepenthes , jenis kantung semar sendiri sangat banyak variannya. Saat ini pun sebetulnya Kantong Semar ini dijadikan komoditi tanaman hias di Indonesia pasca demam Anthurium dan Gelombang Cinta, banyak di pasarkan di toko toko tanaman hias.
Nepenthes termasuk dalam kategori Carnivora plant yang banyak tersebar dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Australia sampai ke Madagaskar, Indonesia memiliki species paling banyak di dunia. Di antara jenisnya yang beragam dan unik, yang paling sering diburu kolektor adalah:
  • Nepenthes Inermis merupakan Highland Sumatra yaitu species Nepenthes endemik sumatra yang melegenda dengan kantong antik berbentuk seperti gelas anggur. Kategori sangat langka, menyukai tempat teduh tapi cukup sinar matahari, kebasahan sedang, kelembaban tinggi. Sampai saat ini belum diketahui memiliki silangan di alam.
  • Nepenthes AmpulariaLowland Kalimantan species menarik dengan bentuk bulat dan peristome tebal yang menjorok ke dalam. Dalam kondisi prima dapat mengeluarkan hamparan kantong rosete. Menyukai sinar matahari dan kebasahan, kelembaban tinggi.
  • Nepenthes Pyriformis (N. Inermis x N. Talangensis), silangan alam yang sangat langka dari dua species yang langka Nepenthes Inermis dan Nepenthes Talangensis. Dengan warna dan Peristome yang sangat menawan.

Si buas yang cantik

Keunikan nepenthes ada pada cara ia mendapatkan makanan. Bukan dengan akar yang menyerap nutrisi dari tanah, tanaman ini menyerap nutrisi dari serangga yang terjebak di dalam kantongnya. Serangga-serangga malang ini dihancurkan oleh semacam senyawa menyerupai asam lambung lantas dihisap sari-sarinya. Itulah sebabnya ia mampu bertahan di daerah yang tergolong tandus. Nepenthes atau kantong semar ditemukan mulai dari Madagaskar di bagian barat dunia hingga Kaledonia di sebelah timur. Di utara ia ditemukan di China Selatan dan di selatan ia ada di Australia. Jenis terbanyak ditemukan di Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Dari 103 spesies nepenthes yang terdata, 61 jenis tumbuh di dataran tinggi. Sedangkan sisanya hidup di dataran rendah, menengah, sampai tinggi. Sebagian besar kantong semar di Sumatera, Sabah, dan Sarawak tumbuh di pegunungan. Sementara di Kalimantan lebih banyak nepenthes yang tumbuh di dataran rendah.

Jangan Salah Pilih

Berdasarkan tempat hidupnya, kantong semar terbagi dalam 3 kategori. Dataran tinggi, sedang, dan rendah. Kategori pertama hidup pada ketinggian di atas 700 mdpl. Sebagai contoh adalah N adrianii, N adnata, dan N lowii. Jenis dataran sedang, hidup pada ketinggian 300-700 mdpl. Contohnya, N papuana dan N pervillei. Sedangkan jenis dataran rendah, 0-300 mdpl, seperti N thorelii dan N ampullaria. Habitat nepenthes yang tumbuh di gunung berbeda dengan yang hidup di pantai. Perbedaan suhu dan kelembapannya sangat ekstrem. Nepenthes dataran rendah dan sedang membutuhkan suhu 27-35 derajat celsius di siang hari dan 21-27 derajat celsius pada malam hari. Sedangkan jenis dataran tinggi butuh suhu 21-29 derajat celsius untuk siang hari dan 12-18 derajat celsius di malam hari. Nepenthes penyuka suhu panas dan kelembapan rendah tidak akan tahan jika dipelihara di pegunungan. Kalaupun hidup, biasanya tidak mengeluarkan kantong atau ukuran kantong mengecil. Demikian sebaliknya, memelihara nepenthes dataran tinggi di dataran rendah sangat sulit, kecuali dengan perlakuan khusus. Secara umum lebih mudah memelihara nepenthes dataran rendah. Contohnya N campanulata, N danseri, N masoalensis, dan N rowanae. Pilihan lain, memilih nepenthes yang memiliki daya adaptasi tinggi, misalnya N hirsute dan N veitchi.

Kondisi Ideal

Karena biasa tumbuh di tempat yang tandus, nepenthes sebenarnya tak perlu perawatan jelimet. Satu hal yang penting, ia menyukai media tumbuh yang lembap dan porous. Media tanam juga harus memiliki aerasi yang baik untuk menunjang pertumbuhan akar dan ketersediaan oksigen bagi tanaman. Untuk penyinaran, sebaiknya nepenthes diletakkan di lokasi yang terkena sinar matahari tetapi tidak langsung.
Mengenai kebutuhan air, kantong semar bereaksi paling baik jika disiram dengan air hujan. Namun, jika kondisi tidak memungkinkan, Anda tetap dapat menggunakan air keran yang dikombinasikan dengan air hujan. Sebaiknya nepenthes disiram air hujan setiap bulan agar kondisinya menyerupai habitat aslinya.

Rahasia sukses perbanyak kantung semar

Umumnya, budidaya nepenthes dilakukan di greenhouse oleh para penangkar. Namun jika mau, Anda bisa mencobanya di rumah, asal tahu trik-triknya. Nepenthes yang mudah dibudidayakan adalah N. alata, N. ventricosa, N. khasiana, dan N. sanguinea. Keempatnya adalah jenis nepenthes dataran tinggi. Sedangkan untuk kantong semar dataran rendah, jenis yang relatif paling mudah dibudidayakan adalah N. rafflesiana, N.bicalcarata, N.mirabilis, dan N.hirsuta.
Tanaman nepenthes bisa diperbanyak dengan menggunakan berbagai cara. Yang pertama dengan menggunakan biji. Biji didapat dengan cara menyerbuki bunga betina dengan serbuk sari bunga jantan. Penyemaian biji dilakukan pada media sphagnum moss yang dilembabkan. Kelembaban harus dijaga dengan seksama agar tidak terlalu kering atau terlalu lembab sehingga terinfeksi oleh cendawan. Untuk memperbaiki kualitas aerasi dan mencegah kelembaban, campur sphagnum moss dengan pakis anggrek atau perlite (komposisi 1:1). Biji akan berkecambah maksimal sampai dua bulan dan butuh waktu 3-4 tahun untuk mencapai ukuran dewasa. Selain karena lama, metode ini kurang populer karena kualitas biji nepenthes umumnya cepat menurun segera setelah dipanen.
Untuk metode stek, media yang bisa digunakan adalah sphagnum moss atau moss hijau untuk merangkai bunga. Media ini bagus karena bisa mengikat air dalam jumlah banyak. Stek dilakukan dengan cara memotong batang tanaman dewasa yang telah memanjang, dapat berupa pucuk atau bagian batang lain yang masih berwarna hijau. Bahan stek dapat berupa stek satu mata hingga lebih dari lima mata tunas. Ingat, untuk meletakkan stek-stek ini di lokasi yang ternaungi tetapi tetap mendapat sinar matahari. Anda bisa menggunakan paranet untuk mengatur jumlah sinar yang masuk. Dengan metode ini, batang stek akan mulai berakar setelah 1-2 bulan, dan mencapai ukuran dewasa setelah 6 bulan. Umumnya, nepenthes tidak memerlukan hormon tambahan untuk merangsang perakaran. Namun pada beberapa spesies, hormon dapat membantu mempercepat perakaran. Kelebihan hormon dapat menyebabkan stek menjadi busuk.
Pemisahan anakan juga dapat dilakukan untuk memperbanyak nepenthes. Nepenthes umumnya mengeluarkan anakan setelah tanaman cukup dewasa. Anakan dipisah dari induknya jika telah memiliki akar sendiri.
Nepenthes juga bisa diperbanyak dengan cara mencangkok. Proses pencangkokannya sama seperti cara mencangkok tanaman berkayu lainnya. Selain itu, nepenthes juga bisa diperbanyak dengan cara "merunduk". Caranya adalah dengan menimbun sulur nepenthes yang memanjang dengan media tanam. Bagian yang ditimbun adalah bagian ruas-ruas batang yang berpotensi menghasilkan akar. Lama kelamaan, bagian ini akan berakar dan nepenthes hasil rundukan siap dipisahkan dari induknya.

Anggrek Tebu

 Anggrek Tebu

Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu dapat mencapai berat lebih dari 1 ton dan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm. Itulah sebabnya tanaman ini layak menyandang predikat sebagai anggrek terbesar dan terberat atau anggrek raksasa.
Anggrek tebu sering disebut juga sebagai anggrek macan (meskipun rancu Grammatophyllum scriptum yang memiliki nama serupa), anggrek harimau, dan anggrek ratu. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Sugar Cane Orchid, Giant Orchid, atau Queen of the Orchids. Dalam bahasa latin (nama ilmiah) anggrek tebu disebut sebagai Grammatophyllum speciosum yang bersinonim dengan Grammatophyllum cominsii (Rolfe 1891), G. fastuosum (Lindl. & Paxton 1851 & Paxton 1851), G. giganteum (Rchb ex Blume. 1877), G. macranthum (Rchb. 1862), G. pantherinum (Rchb. 1878), G. pantherinum (Rchb.f 1878), G. papuanum (JJ Sm.), G. sanderianum (hort. 1893), G. wallisii (Rchb. 1877),Pattonia macrantha (Wight 1852).
Ciri-ciri. Ciri utama anggrek tebu adalah ukurannya yang besar. Malai dapat tumbuh mencapai ketinggian 2,5 – 3 meter dengan diameter sekitar 1,5-2 cm. Dalam setiap malai bisa memiliki puluhan, bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masih-masing bunga berdiameter sekitar 10 cm. Sosok batangnya ini memang mirip dengan tebu lantaran itu kemudian anggrek ini terkenal sebagai anggrek tebu.
Bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Bunga anggrek tebu tahan lama dan tidak mudah layu. Meskipun telah dipotong dari batangnya bunga raksasa yang super besar dan berat ini mampu bertahan 2 bulan.
Persebaran dan Konservasi. Tanaman anggrek tebu tersebar secara alami mulai dari Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, Indonesia, hingga New Guinea. Di Indonesia anggrek tebu tersebar ulai dari pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Tanaman bunga anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) tumbuh di sela-sela atau pangkal pohon besar di daerah dataran rendah yang beriklim tropis. Anggrek tebu membutuhkan sinar matahari langsung.
Keunikan dan langkanya tanaman anggrek terbesar dan terberat ini membuat anggrek tebu menjadi salah satu anggrek yang dilindungi di Indonesia.
Diantara sobat, terutama pecinta anggrek, ada yang telah membudidayakan jenis anggrek tebu ini?
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Asparagales Famili: Orchidaceae Subfamili: Epidendroideae Suku: Cymbidieae Genus: Grammatophyllum Spesies: Grammatophyllum speciosum.

Anggrek Larat

Anggrek Larat

Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) termasuk anggrek langka dari Maluku. Bahkan anggrek Larat termasuk satu dari 12 spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) juga ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku.
Anggrek ini dinamakan Anggrek Larat lantaran pertama kali ditemukan di pulau Larat, Tanimbar, Maluku. Namun lantaran keindahannya itu, semakin hari anggrek larat semakin langka di habitat aslinya.
Anggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Cooktown Orchid, berkerabat dekat dengan beberapa jenis anggrek lainnya seperti Anggrek Merpati, Anggrek Albert, Anggrek Stuberi, Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan Anggrek Kelembai. Dalam bahasa latin tumbuhan ini dikenal sebagai Dendrobium phalaenopsis dengan sinonim Vappodes phalaenopsis, dan Dendrobium bigibbum.Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)Diskripsi Anggrek Larat. Anggrek Larat yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku ini mempunyai batang berbentuk gada dengan pangkal berukuran kecil, bagian tengah membesar dan ujungnya mengecil kembali. Daun Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) berbentuk lanset dengan ujung tidak simetris. Panjang daunnya kira-kira 12 cm, dengan lebar kira-kira 2 cm.
Bunga Anggrek Larat berwarna keungunan pucat hingga ungu tua. Tersusun dalam bentuk tandan yang tumbuh pada buku-buku batangnya, agak menggantung. Panjang tandan bunganya kurang lebih 60 cm dengan jumlah bunga tiap tandan 6 – 24 kuntum. Masing-masing bunga bergaris tengah kurang lebih 6 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, berwarna keunguan. Daun Mahkota lebih pendek, tetapi lebih lebar dari pada kelopaknya. Pangkalnya sempit dengan ujungnya runcing dan berwarna keunguan. Bibir bertajuk tiga membentuk corong dengan tajuk tengahnya yang lebar, runcing atau meruncing. Buah berbentuk jorong, panjang 3,2 cm namun bunganya jarang menjadi buah. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) yang pertama kali di temukan di pulau Larat, Maluku tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 – 150 m dpl. Di habitat aslinya, Anggrek yang dijadikan bunga maskot provinsi Maluku ini tumbuh pada pohon-pohonan dan karang-karangan kapur yang mendapat sinar matahari cukup.
Konservasi Anggrek Larat. Anggrek Larat pernah menjadi sangat terkenal di kalangan para pecinta Anggrek, di samping Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis). Karenanya hingga saat ini banyak sekali anggrek hibrida komersial dendrobium yang merupakan hasil persilangan dari anggrek spesies (anggrek alami) jenis ini. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)
Mungkin lantaran itu, di habitat aslinya anggrek Larat semakin langka dan terancam punah. Bunga anggrek yang kemudian ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku ini akhirnya ditetapkan menjadfi salah satu dari 12 spesies Anggrek yang langka dan dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.